Penelitian Kebiasaan Bermain Mengungkap Perbedaan Cara Pemula dan Pemain Lama Menyusun Strategi, Ternyata Jauh Dari Dugaan

Penelitian Kebiasaan Bermain Mengungkap Perbedaan Cara Pemula dan Pemain Lama Menyusun Strategi, Ternyata Jauh Dari Dugaan

Cart 887.788.687 views
Akses Situs SENSA138 Resmi

    Penelitian Kebiasaan Bermain Mengungkap Perbedaan Cara Pemula dan Pemain Lama Menyusun Strategi, Ternyata Jauh Dari Dugaan

    Penelitian Kebiasaan Bermain Mengungkap Perbedaan Cara Pemula dan Pemain Lama Menyusun Strategi, Ternyata Jauh Dari Dugaan—begitulah kalimat yang tertulis di halaman pertama laporan riset yang saya baca di sebuah ruang diskusi komunitas gim. Di sana, para peneliti mengamati pola keputusan pemain pada beberapa judul populer, dari gim strategi seperti StarCraft II hingga gim tembak-menembak taktis seperti Valorant, lalu membandingkan bagaimana pemain baru dan pemain berpengalaman menyusun rencana saat situasi berubah.

    Yang mengejutkan, perbedaannya bukan sekadar “yang lama lebih jago” dan “yang baru masih belajar.” Perbedaannya ada pada cara berpikir: pemula cenderung menempel pada rencana awal seolah itu kompas satu-satunya, sedangkan pemain lama justru sering memulai tanpa rencana kaku, lalu membangun strategi sambil membaca tanda-tanda kecil yang luput dari mata orang lain.

    Riset yang Dimulai dari Hal Sepele: Catatan Keputusan di Tengah Pertandingan

    Metode penelitian ini terdengar sederhana, namun teliti. Peserta diminta bermain dalam sesi terstruktur, lalu setiap beberapa menit mereka harus menjelaskan alasan di balik keputusan terakhir: mengapa memilih jalur tertentu, mengapa membeli perlengkapan A alih-alih B, atau mengapa menunggu alih-alih menyerang. Peneliti tidak hanya merekam hasil, tetapi juga urutan keputusan dan konteksnya—apa yang dilihat pemain, apa yang mereka abaikan, dan kapan mereka berubah pikiran.

    Dalam satu sesi observasi yang diceritakan peneliti, seorang pemula di Valorant berkali-kali mengulang rute yang sama karena “itu yang dia hafal dari video latihan.” Di sisi lain, pemain berpengalaman mengambil rute berbeda tanpa terlihat ragu. Alasannya bukan keberanian semata, melainkan pembacaan: suara langkah, jeda tembakan, dan pola utilitas lawan yang “terasa” dari ronde-ronde sebelumnya.

    Pemula Mengira Strategi Itu Rencana Besar, Padahal Sering Berawal dari Mikro

    Pemula biasanya mendefinisikan strategi sebagai sesuatu yang megah: komposisi tim ideal, urutan langkah yang presisi, atau “paket” taktik yang harus dijalankan utuh. Karena itu, ketika rencana awal terganggu, mereka cenderung panik atau memaksakan skenario agar kembali sesuai. Dalam gim seperti StarCraft II, misalnya, pemula bisa terlalu terpaku pada build order, sampai lupa memantau perubahan ekonomi lawan.

    Penelitian menemukan bahwa pemula juga lebih sering menilai keputusan dari hasil paling dekat: menang-kalah di satu momen. Jika satu serangan gagal, mereka menganggap taktiknya buruk, bukan eksekusinya yang kurang tepat atau informasinya yang belum lengkap. Akibatnya, proses belajar menjadi seperti menebak-nebak, bukan menyusun pemahaman sebab-akibat yang stabil.

    Pemain Lama Memulai dari Prinsip, Bukan dari Skrip

    Pemain berpengalaman, menurut riset tersebut, jarang mengandalkan “skrip” yang kaku. Mereka memulai dari prinsip yang fleksibel: kontrol ruang, manajemen risiko, dan pemetaan informasi. Dalam gim MOBA seperti Dota 2 atau League of Legends, mereka bisa mengubah fokus dari objektif besar ke penyelamatan tempo permainan hanya karena melihat satu indikator kecil: posisi creep, hilangnya satu ikon di minimap, atau pola rotasi yang tidak biasa.

    Yang tampak seperti intuisi ternyata akumulasi kebiasaan evaluasi. Pemain lama tidak menunggu kepastian; mereka mengelola ketidakpastian. Mereka membuat keputusan “cukup baik” berdasarkan petunjuk parsial, lalu siap mengoreksi arah. Ini berbeda dengan pemula yang menunggu rencana sempurna, lalu terlambat merespons ketika keadaan sudah berubah.

    Bagaimana Informasi Dipilah: Pemula Mengejar Banyak, Veteran Memilih Sedikit yang Kritis

    Salah satu temuan paling menarik adalah soal perhatian. Pemula sering merasa harus memperhatikan semuanya: angka damage, suara, peta, status rekan, cooldown, dan posisi musuh. Akhirnya, perhatian mereka terpecah dan keputusan menjadi lambat. Peneliti menggambarkannya seperti seseorang yang membaca semua papan petunjuk sekaligus di persimpangan ramai—bukannya lebih cepat, justru makin ragu.

    Pemain lama melakukan kebalikannya. Mereka memilih sedikit sinyal yang paling menentukan untuk fase tertentu. Di gim battle royale seperti PUBG, misalnya, pemain berpengalaman dapat mengabaikan loot yang “menggiurkan” jika itu mengganggu rotasi aman. Mereka menilai nilai informasi: suara tembakan dari arah tertentu lebih penting daripada menambah satu item yang peluang terpakainya rendah.

    Kesalahan yang Sama, Makna yang Berbeda: Cara Mereka Mengevaluasi Kegagalan

    Penelitian ini juga menyorot cara peserta menafsirkan kesalahan. Pemula cenderung mengaitkan kegagalan dengan identitas: “aku memang tidak berbakat,” atau “timku buruk.” Dalam wawancara singkat setelah sesi bermain, beberapa pemula mengingat momen memalukan secara emosional, tetapi tidak bisa menguraikan variabel yang memicu kegagalan itu. Kesalahan menjadi beban, bukan data.

    Pemain lama mengingat kesalahan sebagai rangkaian keputusan. Mereka bisa menyebutkan titik belok: terlambat memasang visi, salah membaca timing, atau memilih duel yang peluangnya kecil. Dalam riset, pola ini konsisten: veteran lebih sering melakukan post-mortem mini di kepala mereka, lalu mengubah satu kebiasaan kecil pada sesi berikutnya. Kegagalan menjadi bahan kalibrasi, bukan vonis.

    Temuan yang “Jauh dari Dugaan”: Veteran Justru Lebih Sering Mengubah Strategi di Tengah Jalan

    Bagian yang paling “jauh dari dugaan” adalah statistik perubahan strategi. Banyak orang mengira pemain berpengalaman menang karena konsisten menjalankan rencana. Nyatanya, pemain lama justru lebih sering melakukan penyesuaian signifikan—bukan karena bimbang, melainkan karena mereka memonitor kondisi permainan secara aktif. Mereka mengganti prioritas, mengubah tempo, bahkan “mengorbankan” tujuan kecil demi posisi yang lebih kuat beberapa menit kemudian.

    Dalam catatan observasi, seorang pemain berpengalaman di gim strategi giliran seperti Civilization VI mengubah fokus dari ekspansi ke diplomasi setelah melihat pola aliansi yang terbentuk. Pemula pada skenario yang sama tetap memaksakan ekspansi karena itu rencana awalnya, lalu terjebak perang panjang yang menguras sumber daya. Kesimpulannya tajam: strategi pemain lama bukan menempel pada satu rencana, melainkan kemampuan mengatur ulang rencana tanpa kehilangan arah.

    by
    by
    by
    by
    by

    Tell us what you think!

    We like to ask you a few questions to help improve ThemeForest.

    Sure, take me to the survey
    LISENSI SENSA138 Selected
    $1

    Use, by you or one client, in a single end product which end users are not charged for. The total price includes the item price and a buyer fee.